Banner

HUT ke-4 dan Wisuda Tahfidz Pondok Pesantren Daar Assalam Attohiriyah

 



Acara HUT ke-4 dan Wisuda Tahfidz Pondok Pesantren Daar Assalam Attohiriyah berlangsung meriah dan penuh haru. Selain dihadiri para orang tua, keluarga santri, dan masyarakat setempat, hadir pula tamu-tamu kehormatan dari berbagai majelis, pesantren, dan lembaga. Turut hadir rombongan MUI Koja yang dipimpin KH. Ghozali, Majelis Taklim Nurul Hasanah yang diketuai Hj. Zubaika, Majelis Taklim Miftakhul Jannah bersama Ustadzah Nani, Majelis Taklim Al-Hikmah yang diketuai Ustadzah Neneng, Majelis Taklim Annaru, para alumni Risman, dosen Universitas Asyafiiyah, Pimpinan Sekolah Alam Rawa Lumbu, serta sejumlah pimpinan pesantren seperti Ustadz Amar, Lc., dan Ustadz Rachiman, MM, dari Ponpes Syarif Hidayatullah.

Kehadiran para tokoh pesantren dari luar daerah turut menambah kemuliaan acara. Hadir pengasuh Ponpes Nurul Jalal Jakarta, Dr. KH. Buya Wahyu, Pengasuh Ponpes Raudhatul Khasanah Mojolegi Probolinggo, serta Pengasuh Ponpes Darul Hadis, KH. Hadis, S.Ag., yang semuanya memberikan dukungan moral dan doa untuk keberlanjutan perjuangan pendidikan Al-Qur’an. Turut hadir pula Mudir Daar Assalam Attohiriyah, Dr. KH. Qudsi Ahmad, MPd.I, yang memberikan sambutan penuh motivasi bagi santri dan wali santri.

Acara juga dihadiri Babinsa Rawa Lumbu, Wakil Ketua NU Rawa Lumbu, Lurah Rawa Lumbu, serta Kepala Kesejahteraan Masyarakat H. Nasro Dwiparna, S.Ag., M.M., yang semakin menambah khidmatnya suasana perayaan hari besar pondok tersebut.

Setelah tausiyah dari Dr. Agus, Lc. dengan pesan inspiratif “Dari Rawa Lumbu Menuju Dunia”, acara dilanjutkan dengan doa penutup yang dipimpin oleh KH. Musleh Singgan, Lc. Sebelum memimpin doa, beliau memberikan penguatan bahwa pesantren yang baru berusia empat tahun ini telah mampu membangun dua gedung besar untuk santri putra dan putri—sebuah capaian luar biasa yang mencerminkan kerja keras pengurus serta kepercayaan umat.

Usai doa, rangkaian acara semakin semarak dengan penampilan para santri, mulai dari hadroh, rebana, hingga musikalisasi puisi yang memukau seluruh hadirin. Setiap penampilan menjadi bukti bahwa pembinaan seni, karakter, dan spiritualitas berjalan seimbang di lingkungan pesantren. (AR)

 

F