Ngaji Tafsir Jajalain Bersama Mudir Dr. KH. Qudsi Ahmad, M.Pd.I
Fajar baru saja menyapa, lantunan doa Subuh masih terasa di udara. Di tengah suasana yang sejuk dan tenang, para santri Pondok Pesantren Modern Tahfidz Qur’an Daar Assalam Atthohiriyah Bekasi kembali berkumpul untuk kegiatan rutin penuh ilmu dan canda Ngaji Tafsir Jajalain bersama Dr. KH. Qudsi Ahmad, M.Pd.I.
Seperti biasa, para santri membentuk lingkaran kecil penuh warna, ada yang masih menahan kantuk dengan gaya ‘tafakur’, dan ada juga yang membuka kitab tapi matanya justru menafsir langit-langit pesantren. Namun suasana langsung berubah cerah begitu Kyai hadir dengan senyum teduh dan sapaan hangatnya.
“Ngaji tafsir itu bukan hanya memahami ayat, tapi memahami hidup,” ujar beliau sambil tersenyum. Seketika para santri yang tadinya hampir tidur, kini malah berebut membuka kitab takut kelewatan makna, atau mungkin takut disapa Kyai.
Pagi itu, sang mudir membahas ayat Allah Swt.:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams: 9–10)
Dari ayat ini beliau menjelaskan bahwa kesuksesan sejati bukan diukur dari gelar atau jabatan, melainkan dari seberapa bersih hati seseorang dari sifat malas, iri, dan kantuk yang tak kunjung pergi meski sudah Subuh.
Suasana ngaji terasa hidup: tawa santri bersahut dengan untaian hikmah. Tafsir bukan hanya mengurai ayat, tapi juga mengurai kehidupan. Di sela penjelasan, Kyai berpesan lembut,
“Ilmu itu bukan untuk membanggakan diri, tapi untuk memperbaiki diri.”
Quotes Inspiratif:
“Belajarlah dengan hati yang gembira, karena ilmu tak akan masuk pada hati yang murung.” ( Dr. KH. Qudsi Ahmad, M.Pd.I )


